Gambar Batara Kala |
Kebanyakan dari kita pasti sudah sering dengar istilah "Batara Kala" namun ane yakin banyak sobat yang sebagian belum tahu siapa itu Batara Kala. Versi Kelahiran Batara Kala ada dua macam, cuman ane kutip yang versi Jawa. Kala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya waktu.
Ketika Batara Guru dan istrinya, Dewi Uma terbang menjelajah dunia dengan mengendarai Lembu Andini, dalam perjalanannya karena s*nge alias ga kuat nahan n*fsu b*rahi melihat Istrinya yang aduhai, maka Batara Guru pun bercinta dengan istrinya di atas kendaraan suci Lembu Andini, sehingga Dewi Uma hamil.
Dasar yang namanya Nepsong gan. Pas mereka pulang dan sampai di kahyangan Batara Guru: kagets dan tersadar atas tindakannya melanggar larangan itu [Bercinta diatas kendaraan Suci]. Yang Aneh, Batara Guru marah pada dirinya dan Dewi Uma, dia menyumpah-nyumpah bahwa tindakan yang dilakukannya seperti perbuatan "Buto" (bangsa rakshasa). Karena semua perkataannya mandi a.k.a seucop nyoto (bahasa indonesia: sekali ucap, cepat menjadi kenyataan) maka seketika itu juga Dewi Uma yang sedang mengandung menjadi raksasa. [kasian gan padahal sama-sama nepsong]. Udah HAMIL, jadi BUTO, di usir lagi dari kahyangan Jonggringsalaka.
Kemudian menempati kawasan kahyangan baru yang disebut Gondomayit. Hingga pada akhirnya Dewi Uma yang berubah raksasa itu terkenal dengan sebutan Batari Durga. Setelah itu ia melahirkan anaknya, yang ternyata juga berwujud raksasa dan diberi nama Kala. Namun pada perkembangan selanjutnya Batara Kala justru menjadi suami Batari Durga, karena memang di dunia raksasa tidak mengenal norma-norma perkimpoian.
Batara Kala dan Batari Durga selalu membuat onar marcapada (bumi) karena ingin membalas dendam pada para dewa pimpinan Batara Guru. Karena Hyang Guru kuatir kalau kayangan rusak maka Batara Guru mengakui kalau Kala adalah anaknya. Maka diberi nama Batara Kala dan Batara Kala minta makanan, maka Batara Guru memberi makanan tetapi ditentukan yaitu:
- Orang yang mempunyai anak satu yang disebut ontang-anting.
- Pandawa lima, anak lima laki-laki semua atau anak lima putri semua
- Kedono kedini, anak dua laki- laki perempuan jadi makanan Betara Kala. Untuk menghindari jadi mangsa Batara Kala harus diadakan upacara ruwatan. Maka untuk lakon-lakon seperti itu di dalam pedalangan disebut lakon Murwakala atau lakon ruwatan.
Di dalam lakon pedalangan Batara Kala selalu memakan para pandawa karena dianggapnya Pandawa adalah orang ontang anting. Tetapi karena Pandawa selalu didekati titisan Wisnu yaitu Batara Kresna. Maka Batara Kala selalu tidak berhasil memakan Pandawa.
Dongeng Gerhana Bulan dan Matahari
Kisah lain yang menari dari Batara Kala adalah adanya dongoneg di masyarakat tentang kisah Gerhana Bulan dan Matahari. Cekidot:
Suatu
hari Batara Guru, pemimpin para dewa mengundang semua dewa-dewi untuk
meminum air suci di Surga. Air ini dinamakan Tirta Amertasari yang
berarti “air abadi”. Siapapun yang meminumnya tidak akan pernah mati,
dan akan hidup selamanya.
Batara
Kala (Kalaharu) adalah raksasa jahat yang sangat kuat. Dia selalu
membunuh manusia, terutama anak-anak, dan semua orang takut padanya.
Batara Kala tidak diundang karena kejahatannya. Namun, diam-diam dia
terbang ke surga dan mencuri beberapa tetes air. Batara Surya (Dewa
Matahari) dan Batara Candra (Dewa Bulan) mengetahuinya dan segera
melaporkan ke Batara Guru. Batara Guru memerintahkan Batara Wisnu (Dewa
Pemelihara Alam/Pelindung) untuk merebut kembali Tirta Amertasari. Kemudian Batara Wisnu mengambil senjata ampuhnya yaitu Chakra.
Ketika Batara Kala meminum Tirta Amertasari dan baru sampai ke kerongkongannya, Batara Wisnu keburu menebas batang leher Batara Kala dengan senjata Chakra.
Batang tubuh Batara Kala melayang jatuh ke bumi, menjelma menjadi
lesung kayu. Sementara kepalanya melayang diangkasa, tetap hidup abadi
karena telah terlanjur meminum tirta amertasari.
Batara Kala tetap dendam pada Batara Surya (Dewa Matahari) dan Batara Candra (Dewa Bulan) yang telah memergokinya mencuri Tirta Amertasari. Batara
Kala sangat marah dengan Batara Surya dan Batara Candra dan terus
berusaha untuk menelan mereka, tetapi mereka selalu berhasil melarikan
diri. Batara Kala menjadi marah dan setiap saat dia tidak pernah
berhenti mengejar mereka.
Untuk menolong Batara Surya dan Batara Candra, Batara Wisnu memerintahkan para penduduk bumi agar memukul lesung kayu untuk membuat banyak suara saat terjadi gerhana, yang berarti sebagai pertanda bahwa munculnya Batara Kala. Suara
itu akan membantu Batara Surya dan Batara Candra untuk melarikan diri
dari Batara Kala. Hingga saat ini orang memukul lesung kayu/alat seperti
penumbuk padi ketika mereka melihat gerhana. Inilah asal usul terjadinya gerhana matahari dan bulan menurut mitos.
Gimana gan kisahnya, menarik kan? Yaudah sekian dulu update postingan kali ini seputar Kisah Wayang: Batara Kala - The Extreme Hellboy. Semoga menghibur agan semua yang lagi nunggu waktu berbuka puasa. :)
Salam.
Sumber: http://www.kaskus.co.id
0 comments:
Post a Comment