(Review) Resensi Film Kontrovesial Fetih 1453: Penaklukan Konstantinopel oleh Tentara Islam
Minggu ini disela-sela hati yang galau coz blog di hapus lagi maraton nonton film-film berdurasi panjaaang macam Cloud Atlas, Painted Skin 2 The Resurrection, Skyfall, Rurouni Kenshin, Lincoln dan tentunya Fetih 1453 aka Conquest 1453. Dari movie-movie diatas Fetih 1453 merupakan movie yang paling menarik untuk dibahas karena "based on true story" tentang sejarah Islam.Film Turki rasa film Hollywood. Dan udah lama ane ga nonton film kolosal yang heoik dan epic banget tentang perang Islam-Kristen setelah Perang Salib di Film Kingdom of Heaven..No SARA
Berikut Sinopsis/Resensinya:
Fetih 1453
adalah sebuah film sejarah epik yang dibuat di Turki. Film yang dibuat
dengan US$ 17 juta atau sekitar Rp 158 miliar ini menceritakan tentang
pembebasan Bizantium (Romawi Timur) dengan ibukotanya Konstantinopel
(Istambul) oleh Sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih). Dengan biaya
sebesar itu menjadikan Fetih 1453 sebagai film termahal yang pernah dibuat sepanjang sejarah perfilman Turki.
Peta Konstantinopel |
Film ini dibuat mulai September 2009 dan baru selesai Januari 2011.
Rencana akan mulai ditayangkan diseluruh dunia mulai 17 Pebruari 2011.
Dan yang akan pertama kali menyambutnya adalah Mesir, Turki, Uni Emirat
Arab, Kazakstan, Ajerbaizan, Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Jerman,
Georgia, Macedonia, dan Rusia.
Film yang dibintangi oleh Devrim Evin sebagai pemeran Sultan Al-Fatih
ini disutradarai oleh Faruk Asoy dengan beberapa aktor lainnya seperti
İbrahim Çelikkol sebagai Ulubatli Hasan, Recep Aktuğ sebagai Constantine
XI, dan lain sebagainya yang sebagian besar berasal dari Turki.
Sekilas Tentang Muhammad Al – Fatih
Sultan Muhammad Al-Fatih atau juga yang dikenal sebagai Sultan Mehmed
II merupakan seorang pemimpin tangguh yang sudah dari kecil menerima
banyak didikan agama. Beliau dilahirkan pada tanggal 26 Rajab tahun 833
H.
Pada usia 21 tahun, ia mampu menguasai 6 bahasa dan ahli bidang
strategi perang, sains, matematika. Sisi lain dibalik kesuksesan dan
jiwa kstarianya, ternyata yang paling membuat beliau tangguh luar dalam
adalah ketekunannya dalam shalat Tahajud.
Sejak kecil, Sultan Murad II, yaitu ayah dari Sultan Muhammad
Al-Fatih sangat menekankan pentingnya pendidikan agama. Sehingga tidak
sedikit para ulama yang didatangkan untuk mendidik beliau, yang
diantaranya adalah Syekh Ahmad bin Ismail Al-Kuroniy, seorang pakar
fikih yang juga memiliki pengetahuan yang dalam dalam bidang ilmu Nahwu,
Ma’ani, dan Bayan.
Meriam Sultan Mehmet II (Berat : 15 ton / Berat Canon Ball : 285 kg) |
Kebesaran nama Sultan Muhammad Al Fatih berusaha ditutupi oleh
berbagai propaganda barat, mulai dari pengurangan studi seputar sejarah
Islam yang bahkan sangat terasa di Indonesia yang mayoritas Islam
sekalipun, hingga pembuatan berbagai cerita dan kisah yang dipelintir
untuk memembengkokan kebenaran sejarah.
Sosok Muhammad Al-Fatih adalah jawaban kebenaran atas sabda Rasulullah SAW :
“Konstantinopel akan dibebaskan di tangan seorang
laki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang membebaskan
kota itu. Dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya.”(HR. Ahmad)
Sebuah hadist yang menggerakan jiwa-jiwa pemuda Islam yang bermental
jihad untuk berlomba-lomba membebaskan Konstantinopel. Yang disaat itu
seperti sesuatu yang mustahil untuk ditaklukan oleh siapapun, karena
pada saat itu Konstatinopel bisa dibilang sebagai jantungnya dunia.
Strategi Perang Yang “Gila”
Hari Jumat, 6 April 1453 M, Sultan Muhammad II bersama gurunya Syaikh
Aaq Syamsudin, beserta tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha
merencanakan penyerangan ke Konstantinopel dari berbagai penjuru benteng
kota tersebut dengan berbekal 150.000 ribu pasukan dan meriam teknologi
baru pada saat itu. Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk
masuk islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai dan membayar
upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine menjawab bahwa dia
tetap akan mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran
Orkhan dan Giovani Giustiniani dari Genoa.
Pemindahan 70-an Kapal Melalui Jalur Darat Dalam 1 Malam
Kota dengan benteng lebih dari 10 meter tersebut memang sulit
ditembus, di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7 meter. Dari
sebelah barat pasukan artileri harus membobol benteng dua lapis, dari
arah selatan Laut Marmara pasukan laut Turki harus berhadapan dengan
pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus
masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai
besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Pasukan Sultan Mehmet II memindahkan 70 kapal laut melewati daratan |
Berhari-hari hingga berminggu-mingu benteng Byzantium tak bisa
dijebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine langsung
mempertahankan celah tersebut dan cepat menutupnya kembali. Usaha lain
pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup
menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.
Hingga akhirnya sebuah ide yang terkesan bodoh dilakukan hanya dalam
waktu semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui
Teluk Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan,
yaitu dengan memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari
rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki
wilayah Teluk Golden Horn (ini adalah ide ”tergila” pada masa itu namun
taktik ini diakui sebagai taktik peperangan (warfare strategy) yang
terbaik di dunia oleh para sejarawan barat sendiri.
Masjid Hagia Sophia (1453-1931) ~ sekarang jadi Museum |
Kontroversi Film Fetih 1453
Kontoversi film ini mungkin tidak berbeda jauh dengan postingan ini
yang mungkin oleh sebagian orang dianggap SARA. Saya bukanlah orang yang
anti terhadap pembahasan SARA, malahan saya orang yang senang ketika
kita mau duduk bersama berdiskusi soal SARA sehingga kita bisa bisa
sama-sama tahu agar kita bisa saling memahami untuk menghormati. Bukan
baru diskusi soal SARA setelah terjadi konflik.
Kontroversi tentang film Fetih 1453 muncul dari belahan Eropa sana,
yaitu Yunani. Masyarakat Yunani terkesan tidak terima ketika film Fetih
ingin menunjukan sebuah kebenaran sejarah yang memfaktakan bahwa tidak
selamanya Islam selalu dalam posisi kalah dan Yunani selalu dalam posisi
menang dan kstaria. Sebagian besar dari mereka bahkan menghendaki Fetih
1453 dilarang beredar di Yunani.
Meskipun demikian ada juga orang-orang Yunani dan dari belahan dunia
lainnya yang mampu melihat lebih objektif terhadap film ini. Yaitu
mereka-mereka yang mencintai film dengan konteks heroik dengan kualitas
tinggi, mungkin tidak ubahnya seperti saya ketika menikmati film-film
seperti Troy, Gladiator, 300, The Patriot, Clash of the Titans, dan Lord of the Ring.
Sumber Resensi: http://www.supriadi.web.id/tag/film-fetih-1453/
Semoga bermanfaat! Tontonlah film ini...bagus bro!
0 comments:
Post a Comment