Kisah Wayang kalo di baca-baca ternyata tidak kalah serunya dari cerita Iron Man 3, One Piece atau tokoh superhero modern lainnya. Tokoh yang ane bahas, bukanlah tokoh Arjuna di Pandawa, melainkan Arjuna Wijaya-- titisan Dewa Wisnu -- Raja Negri Mahesapati.
Terlahir dengan nama Arjunawijaya, putra tunggal Prabu Kartawijaya ini,
setelah menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja negara Maespati
dikenal dengan Prabu Harjunasasrabahu. Nama Sasrabahu [seribu tangan] adalah julukan dia, karena ketika ia bertiwikrama, wujudnya berubah menjadi Brahala Sewu
– raksasa sebesar bukit, berkepala, seratus, bertangan seribu yang
keseluruh tangannya memegang berbagai macam senjata sakti. Ngerii!
Prabu Arjunasasrabahu adalah Maharaja terbesar yang pernah ada di jagad raya. Di bawah pemerintahan Prabu Arjunasasrabahu dengan patihnya Suwanda,
Maespati berkembang menjadi negara adikuasa yang rnenguasai hampir
dua-pertiga jagad raya Meski demikian, Prabu Arjunawijaya tetap
memerintah dengan sikap yang adil dan arif bijaksana. Prabu Arjunasasrabahu dikenal sebagai raja yang cinta damai dan selalu
berusaha menyelesaikan perselisihan dengan negara tetangga secara
musyawarah. Dialah raja yang melaksanakan prinsip dan semboyan
perdamaian ; Sugih tanpo bondo, ngruruk tanpo bolo, Menang tanpo
angasorake. (kaya tanpa harta benda, menyerang tanpa prajurit, menang
tanpa merasa mengalahkan).
Arjuna Sasrabahu mempunyai selir berjumlah ribuan orang & memiliki istri yang sangat cantik bernama Dewi Citrawati . Wajar banyak wanita yang mau soalnya dia ksatria & baik hati. Karena itu tak mengherankan apabila sebagian besar penghuni istana
Maespati adalah wanita-wanita cantik, sehingga keadaan taman keputrian
istana Maespati tak ubahnya kahyangan Ekacakra, tempat para bidadari.
Arjuna sarabahu merupakan Raja yang saktri mandraguna & pilih
tanding -- segala sesuatu diselesaikan dengan musyawarah. Tapi ia pernah marah besar, ketika Rahwana membunuh patihnya Bambang Sumantri yang sedang bertugas menjaga selir dan istrinya Arjuna
yang sedang mandi di sungai, disaat dirinya berubah jadi Raksasa
--membendung Sungai Nawanda untuk mandi selir selir dan istrinya. Nah,
kebetulan Rahwana CS
lagi asyik berkemah, tapi sialnya tempat kemahnya kena genangan air
-kebanjiran- akibat Arjuna Sasrabahu yang jadi raksasa membendung sungai
nawanda. Jelas ja Rahwana marah besar. Ia memporak perandakan Prajurit Mahesapati dan membunuh raja raja cs mahesa pati dan patih mahesapati.
ARJUNA tidak terima, ia berkelahi dengan Rahwana sampai Rahwana gak berkutik kalah kelak. Walaupun Rahwana tak bisa mati karena ia punya Aji rawa rontek. Tapi walaupun begitu, ia bisa merasakan penderitaan dan rasa sakit.
Nah Arjuna menyeret tubuh Rahwana yang bersimbah darah, dengan kereta
kuda, ampe rakyat mahesapati pun ikut kesal ama rahwana yang sok soan,
dengan melempar rahwana dengan kotoran.
Arjuna sasrabahu wafat ditangan Parasurama -- ksatria bersenjata kampak dan panah-- yang mempunyai sumpah untuk membunuh setiap ksatria yang di temuinya. Arjuna sasrabahu wafat tertembus senjata Bargawastra yang dilepaskan Parasurama.
Gelombang tangis dan hujan air mata seketika meledak dan terjadi di
pesanggrahan, karena Dewi citrawati beserta sernua selir Prabu
Arjunasasrabahu yang berjumlah 2000 orang, beserta para dayang yang
jumlahnya hampir ernpat ribu orang itu, nangis bersama-sama.
Persiapan pembakaran jenasah segera dilakukan oleh Prabu
Kalinggapati, Prabu Soda dan para raja lainnya. Arena pembakaran
dipersiapkan sedemikian luas. Ribuan ton kubik kayu dipersiapkan. Inilah
arena dan upacara pembakaran mayat yang terbesar yang pernah ada di
jagad raya. Karena bukan hanya jenasah Prabu Arjunasasrabahu yang akan
dibakar, tetapi Dewi Citrawati dan para selir akan ikut bela pati, terjun kedalam pancaka (api pembakaran jenasah).
Pudarnya nyala api pembakaran, bukan hanya sekedar akhir hidup dan
kejayaan Prabu Arjunasasrabahu, tetapi juga awal pudarnya masa kejayaan
negara Maespati. Sebab sepeninggal Prabu Arjunasasrabahu, satu persatu
para raja dari negara-negara yang semula bergabung dengan Maespati,
menyatakan diri memisahkan diri dan berdaulat sendiri.
Tak ayal lagi, setelah berakhirnya masa pemerintahan Prabu Ruryana,
secara lambat tapi pasti, negeri Maespati lenyap dari percaturan dunia
pewayangan. Ironis memang!
Sekian kisah singkat Prabu Arjunasasrabahu. Semoga bermanfaat!
Referensi:
http://www.kaskus.co.id/show_post/51973049be29a0b238000000/27/
http://wayang.wordpress.com/2010/07/22/kisah-arjunasasrabahu/
No comments:
Post a Comment